Welcome back to JourneyAboutMakeup!

Hi guys!

Kali ini aku mau berbagi sedikit cerita tentang kondisi kulit dan cara aku mengatasi permasalah kulitku. Akukan sering bergonta-ganti skincare untuk nyobain produk skincare baru buat kebutuhan review dan mencari produk yang paling cocok sama kulitku, selama ini kan kelihatannya cocok-cocok ajah ya sama semua produk skincare tapi kenyataannya aku juga pernah mengalami iritasi juga loh.

Kulitku nggak terlalu rewel saat nyoba-nyobain produk yang baru, tapi kadang aku salah cara pemakaian dan  langkah-langkah mengkombinasikan produk yang ada. Kesalahan yang paling sering terulang adalah kondisi over eksfoliasi. Kesalahan over eksfoliasi yang terakhir aku lakukan adalah aku tanpa sadar menggabungkan salicylic acid  toner, dilanjutkan dengan serum retinol dan salicylic acid moisturizer ditambah lagi masker eksfoliasi. Jadilah kulitku ngambek. Kulit ngambekku gimana? Bagian yang berminyak jadi terkelupas dan jadi lebih berminyak. Selain itu bagian yang kering akan terkelupas dan perih. Wajahku jadi lebih banyak kemerahan apalagi di bagian bawah bibir dan lebih rentan berjerawat. Kalau udah ngambek begini aku harus langsung kembali ke skincare dasar, langsung beli lagi beberapa produk yang aku perlukan. Apa ajah produknya? Bahas yuk!

1. TONER

Aku langsung mengganti salicylic acid tonerku dengan hydrating toner. Karena butuh cepat, aku langsung beli cari yang ready di toko kosmetik di sini ajah. Pilihan hydrating toner yang menurutku paling cocok sama kulitku adalah Hadalabo Gokujyun Ultimate Moisturizing Light Lotion. Kenapa? Karena aku cari produk dengan kandungan hyaluronic acid. Meskipun namanya ada acidnya tapi cara kerja hyaluronic acid bukan untuk mengeksfoliasi kulit ya. Jadi kerja hyaluronic acid ini untuk menghidrasi dan menenangkan kulit. 

2. SERUM

Sama seperti toner aku juga mencari serum yang fungsinya menghidrasi. Awalnya aku mau beli Avoskin Hyacross tapi kosong di tokonya, lalu aku ingat aku masih punya Commonlabs Vitamin B5 Moisture Ampoule (Vitamin B5 ini nama lainnya pathetonic acid atau yang sering didengar itu sodaranya panthenol). Nah, Vitamin B5 ini juga memiliki manfaat untuk mengikat kelembapan di kulit dan mengisi kekosongan di sela kulit yang kering. 

Lalu aku juga punya serum Implora 24K Gold Serum yang mengandung Vit C, Niacinamide 5%, Marine collagen dan Licorice extract. Jadi karena tekstur serum Implora lebih encer dari serum Commonlabs, aku pakai serum Implora dulu kemudian aku layer dengan serum Commonlabs. 

3. MOISTURIZER

Moisturizer juga aku ganti ya karena moisturizer yang lama memiliki kandungan salicylic acid dan perih ketika digunakan di kulitku yang ngambek. Sebenarnya aku nyari toner dan pelembabnya Skintific Hyaluronic, tapi karena keduanya kosong makanya tonernya aku beli yang toner Hadalabo dan pelembabnya aku pakai Dear Me Beauty Skin Barrier Water Cream. Kenapa jadinya milihnya Dear Me ini? Karena yang ada stoknya ini dan juga kalo udah over eksfoliasi, skin barrierku juga rusak kan? Makanya aku pilih Dear Me Skin Barrier ini yang tidak hanya memiliki kandungan Hyaluronic Acid tapi juga ada Niacinamide 5%, Adenosine, Centella Asiatica, Ceramide dan Watermelon Extract. 

Untuk facial wash gimana? Sejauh ini aku nggak ada masalah dengan pembersih wajahku yang udah mau satu tahun aku pake. Aku masih pake d’Alba Piedmont Peptide No-Sebum Mild Gel Cleanser. Ini udah botol kedua-ku. 1 Botol ini cukup buat sekitar 6 bulan gitu loh. Ya meskipun udah aku pake hampir setahun, belum juga aku tulis reviewnya.

Setelah kembali ke basic skincare, kulitku udah jauh lebih tenang. Kemerahan dan jerawat berkurang, sayangnya ada 1 jerawat yang dipipi harus pecahin (karena tangan yang sabar) dan akhirnya menjadi bopeng baru. Huwaa, sedih sekalii. Jerawat kecil juga mulai bubar, minyak di wajahku juga jauh lebih terkontrol. Yang paling signifikan adalah kemerahan di bawah bibirku. 

Selama kulitku rewel, aku menghindari penggunaan produk skincare dengan kandungan bahan aktif yang tinggi dan yang sifatnya mengeksfoliasi, seperti salicylic acid dan retinol yang rutin aku pakai. Proses untuk menenangkan kulitku ini nggak sebentar ya, aku perlu waktu sekitar 3 minggu untuk membuat kulitku sampai lebih tenang.  Selama 3 minggu aku juga nggak pake produk eksfoliasi apapun, makanya pori-pori wajahku mulai terlihat besar dan komedo juga sudah mulai minta dipanen. Setelah lewat 3 minggu baru aku mulai eksfoliasi, dimulai dengan salicylic acid toner dulu seminggu sekali. Kemudian merangkak ke serum yang mengandung salicylic acid dan ketika udah lewat sebulan baru pake produk eksfoliasi yang lebih strong.

Beberapa produk yang aku pakai ini sudah pernah aku pakai sebelum sebelumnya tapi nggak pernah aku review. Ada juga beberapa produk yang udah aku tulis reviewnya tapi belum dapat giliran di publish. Jadi, kalau mau review lengkap tentang Serum Implora 24k Gold, Commonlabs Vit B 5, dan Dear Me Skin Barrier mohon ditunggu yaaa. 

Thank you for reading!

Have a nice day!

See you in the next post!

XOXO

Liamelqha

Selamat datang kembali...

Hi guys!

Sebagai Ibu Rumah Tangga yang nyambi sebagai blogger, WFH selama pandemi menjadi hal yang biasa buat aku. Tapi yang tidak biasa adalah anak yang belajar dari rumah. Aku mendadak banting setir jadi guru dadakan untuk anak sulungku, alhasilnya pekerjaanku jadi bertambah. Anakku itu masih TK B, jadi kalau belajar dari rumah masih harus didampingi dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Nggak bisa ditinggal lalu dicek kembali setelah cuci piring. Karena pekerjaan menjadi guru dadakan ini cukup menyita waktu, belum lagi mengurus anak bungsu yang sedang aktif-aktifnya di usia 2 tahunnya ini. Selain itu pekerjaan nyambi sebagai blogger masih aku jalani, akhirnya aku jadi kurang memperhatikan kesehatanku. Selama pandemi Covid-19 ini kesehatan maksimal jasmani dan rohani jadi sangat-sangat penting.

Di awal pandemi masih santai sih, tapi lama-kelamaan kebablasan. Berat badan naik, cepat capek, pinggang sakit, punggung sakit, duh banyak deh masalahnya. Lalu pertengahan tahun 2020, aku mencoba mengganti beberapa gaya hidup. Belum maksimal tapi cukup membawa perubahan baik untuk kondisi tubuhku. Karena itu aku mau sharing beberapa kebiasaan lama yang sekarang aku ubah. 

1. Patuhi Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan ini sepertinya sudah seharusnya diterapkan oleh banyak orang sebelum pandemi ini menyerang. Karena protokol kesehatan ini tidak hanya meminimalkan penyebaran Covid-19 tapi baik untuk mencegah penyakit lainnya. 

2. Istirahat Yang Cukup

Istirahat yang cukup sering sekali diremehkan sebagian orang yang memiliki waktu untuk tidur yang cukup. Untuk aku sendiri tidur 7-8 jam sehari ini cukup membantu mood di pagi hari. Biasanya kalau tidurnya kurang dari 6 jam, keesokan paginya aku bisa sakit kepala dan bikin ga mood. Kalau udah nggak mood kerjaan semua bisa berantakan, termasuk kegiatan mendampingi anak SFH. Kualitas tidur di malam hari ini nggak sama loh dengan kualitas tidur yang dicicil saat siang hari loh. Meskipun total jam tidurnya sama.

3. Olahraga Yang Teratur

Sudah tidak bisa dipungkiri kalau olahraga bisa membantu memperbaiki kondisi tubuh (apalagi kalau kegiatan harian didominasi dengan aktivitas duduk di depan komputer) dan membuat kualitas tidur jadi lebih baik. Selain itu jika dikombinasikan dengan pola makan yang baik, bonusnya berat badan tetap ideal malah bisa turun kalau kamu memiliki masalah dengan berat badan. Mulailah dengan olahraga ringan jalan keliling kompleks sebanyak 10 ribu langkah atau bisa juga kardio sendiri di rumah melalui panduan video. Olahraga nggak melulu harus di tempat gym kok. 

4. Pola Makan Yang Seimbang dan Bergizi

Pola makan yang serimbang dan bergizi sangat perlu diperhatikan agak kebutuhan zat gizi mikro dan makro untuk tubuh kita dapat terpenuhi. Caranya, yah kalau bisa masak sendiri di rumah. Dengan masak sendiri kita bisa menentukan jumlah bahan yang digunakan. Pola makan yang seimbang dapat menghasilkan energi yang tepat bagi tubuh untuk menjalankan kegiatan harian tanpa diikuti rasa kantuk di tengah hari. Bawaannya jadi semangat gitu. Tapi kadang ada juga rasa malas masak yang singgah ataupun kendala lain, sehingga pola makan yang seimbang dan bergizi tadi menjadi gagal. Zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, serat dan air lebih mudah terpenuhi. Sementara zat gizi mikro seperti vitamin, mineral, lebih susah terpenuhi. Selain dari makanan ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan zat gizi mikro ini, yaitu dengan suplemen tambahan. 

5. Suplemen Tambahan

Makanya untuk memenuhi kebutuhan gizi mikro terutama Vitamin D, aku menambahkan suplemen vitamin D setiap beberapa bulan sekali. Ini sudah aku konsultasikan sama dokter, jadi aku disarankan dokter mengkonsumsi suplemen vitamin D karena aku sering mengalami nyeri di bagian punggungku. Nggak setiap hari tapi sering berulang beberapa minggu gitu. Salah satu vitamin D yang aku konsumsi adalah Prove D3. Prove D3 ini ada 2 bentuk yaitu, Prove D3 Tablet dan Prove D3 Drops. Prove D3, mengandung Vitamin D3 (cholecalciferol) 1000 IU (25 mcg) sementara Prove D3 Drops mengandung dosis 400 IU/tetes.

Biasanya aku kalau konsumsi vitamin aku bagi. Untuk Prove D3 Tablet aku konsumsi per 10 tablet per bulan. 10 tablet ini juga aku minum rutin setiap hari. Lalu, hari-hari berikutnya aku akan mengkonsumsi 1 tetes Prove D3 Drop bersama anak-anak. Sebelum aku konsumsi Prove D3 Tablet ini, nyeri di tulang punggung belakangku lagi kumat. Ini sering terjadi kalau aku lagi sering duduk di lantai mendampingi SFH dan duduk di depan laptop 3-4 jam sehari dan berhari-hari. Setelah aku konsumsi Prove D3, nyeri di tulang punggung belakang mulai berkurang. Padahal aku masih dengan rutinitas kerja yang sama. Akan lebih maksimal jika aku barengi dengan olahraga ringan. 

 Welcome back to JourneyAboutMakeup!

Hai mantemann! Aku lagi coba balik konsisten mengisi blog ini nih! Sementara 2 artikel per bulan, doakan bisa konsisten dan bisa nambah yahh. Oh yah, postingan kali ini mungkin akan minim gambar, semoga tidak membosankan yaa.

APA SIH PAO ITU?

Kalian udah pada aware belum sih sama yang namanya PAO atau Period After Opening sebuah produk kosmetik? PAO ini adalah masa guna produk setelah dibuka pertama kali. PAO ini berbeda yah dengan tanggal kadaluarsa, kalau PAO masa guna produk setelah dibuka pertama kali, tanggal kadaluarsa merupaka tanggal akhir masa guna produk sebelum dibuka.

image source: https://unsplash.com/photos/0MoF-Fe0w0A

Dulu aku nggak tau nih tentang PAO, yang aku tau hanya tanggal kadaluarsa produk itu saja atau dengan kata lain produk kosmetik yang di dalamnya termasuk produk makeup dan skincare dapat digunakan selama belum melewati tanggal kadaluarsanya. TERNYATA TIDAK FERGUSOO! Dulu kalau beli produk di konter toko kosmetik yang nggak punya tester, sering banget nemuin produk makeup yang dipajang di konter dan itu bukan tester. Misalnya, eyeshadow memang produk yang dipajang nggak boleh dicolek tapi eyeshadow itu dibuka dari kotaknya dan dibuka tutupnya, jadi customer bisa liat warnanya. Kalau mau beli yah yang di ambil yang udah dibuka itu, bukan yang baru. 

Dulu, taunya dan mba yang jaga konter juga bilang "kadaluarsanya masih jauh yah say", aku mah iyah-iyah ajah. Tapi sekarang jadi lebih sadar tentang PAO ini. Makanya kalau beli barang selalu mau yang baru dan bersegel. Jadi nggak pernah beli barang share in jar dong? Pernah. Tapi baru sekali apa 2 kali, itu pun produk yang risky nggak cocok di kulit aku. Pengen nyoba full size takut ga cocok dan mubajir dong. Jadi aku beli yang share in jar dan itupun aku cari yang sellernya terpercaya, yang juga mencantumkan tanggak kadaluarsa dan PAO produknya sejak dia buka pertama kali untuk di depot ulang.

Kalau beli full size berapa lama sih boleh dipakenya?

Sebelumnya disclaimer dulu yah, aku bukan expert ataupun dermatologist yah. Hanya berdasarkan pengalaman aku ajah.

PAO MAKEUP PRODUCT

image source: https://unsplash.com/photos/xwM61TPMlYk

- Eye and Face Primer PAO 1-2 years.

- Liquid foundation and cream foundation PAO 6 months - 24 years.

- Concealer and cream face product PAO 1 year. Cream Face product di sini termasuk color corrector, cream contour, cream highlighter, cream blush.

- Powder product PAO 2 years.

- Mascara and eyeliner PAO 3-6 months.

- Lip product PAO 3-6 months, tapi untuk lip liner kalau sering diraut bisa juga PAOnya jadi lebih lama dari 6 bulan.

PAO SKINCARE PRODUCT

image source: https://unsplash.com/photos/OlRckR3Cfxo

Untuk produk skincare rata-rata sekitar 6-12 bulan. Tapi ada beberapa produk skincare yang sudah kurang efektif ketika produknya sudah mengalami oksidasi dengan ciri-ciri warnanya yang telah berubah. Kalau untuk sheet mask, untuk aku sendiri nggak ada PAOnya karena kalau udah dibuka pasti langsung dipake dan langsung dibuang. Esensnya pun nggak pernah aku simpan, langsung aku habiskan untuk dipakai di tangan, kaki dan area tubuh yang kering.

DI KEMASANNYA ADA INFONYA?

PAO yang aku cantumkan ini hanya secara umumnya ajah ya, untuk pastinya kalian bisa pastikan dengan cara melihat langsung informasi PAO di kemasan produknya. Karena brand lebih tau mengenai ingredients produk mereka. Biasanya bentuk informasi PAO ini berupa gambar jar yang terbuka dan di dalamnya ada angka 3M, 6M, 12M bahkan 24M yang berarti 3, 6, 12, 24 bulan. Tapi kalau nggak ada, bisa pake kira-kira dari estimasi PAO secara umumnya. Produk dengan tekstur liquid/cream PAOnya lebih pendek karena adanya ingredients seperti air atau minyak yang memiliki potensi lebih tinggi untuk bakteri berkembang biak.

image source: gettyimages.com

KENAPA NGGAK BOLEH PAKAI PRODUK LEWAT DARI PAO?

Produk kosmetik pasti memiliki ada yang memiliki pengawet ada juga yang nggak. Kalau yang nggak menggunakan pengawet jelas PAOnya akan sangat singkat. Pengawet yang digunakan pada produk kosmetik ditujukan untuk menstabilkan ingredients dalam produk agak ingredients aktifnya bisa bertahan dan bekerja dengan efektif sampai di tangan konsumen. Karena ketika dibuka, akan ada banyak elemen yang secara tidak langsung dan secara tidak kita sadari masuk ke dalam kemasan yang kemudian mempengaruhi kestabilan produk. Misalnya udara yang masuk dalam kemasan atau bakteri yang ada di jari ketika kita mengambil produk dengan tangan. Makanya ketika produk dibuka ada baiknya langsung segera dirutinin pakenya dan dihabiskan sebelum efektifitas pengawetnya berkurang atau hilang. Tapi rata-rata kalo skincare paling sebulan apa dua bulan udah habis lah yah. Jadi nggak lewat PAOnya.

image source: https://pixabay.com/id/photos/jerawat-bintik-kulit-perempuan-5561750/

Kalau menggunakan produk yang lewat dari PAOnya, bisa ajah memberikan efek yang kurang menyenangkan untuk kulit kita. Kalau kulitnya agak badak seperti kulitku mungkin nggak berasa apa-apa hanya saja produknya jadi nggak menghasilkan efek apa-apa. Tapi kalau kulit kamu produk yang telah lewat PAO nya bisa saja malah mengiritasi kulitmu, iritasi tingkat rendah sampai tinggi.

TIPS:

Karena kadang di kemasan produk nggak ada info PAOnya, mungkin bisa kamu tandai sendiri. Dengan cara? Yah, secara manual dong. Misalnya, ditempelin kertas yang sudah ditulis tanggal pertama kali di buka, atau kertas yang sudah ditulis PAOnya, atau malah keduanya biar komplit. Terserah kamu sih yang penting kamu ngerti sama apa yang kamu tulis. Jangan nanti udah ditandain eh minggu depan malah lupa maksudnya apa, hehe.

Jadi, selain memperhatikan saran PAO yang ada di kemasan tetap perhatikan cara pemakaian dan cara penyimpanan yah. Supaya produk kosmetik kalian nggak rusak sebelum PAOnya lewat. Sekian dulu deh ceritanya kali ini. Semoga bermanfaat yaa. 

Thank you for reading!

See you next time!

xoxo

Liamelqha

 Welcome back to my blog!

Hi guys! Akhirnya aku bisa nulis blogpost tentang rambut lagi nih. Tahun 2017 aku pernah nulis tentang tips untuk rambut abu-abu. Nah, kali ini aku mau ceritain gimana aku ngerubah warna rambut aku dari hitam, merah, pink, menjadiii blonde dengan proses BLEACHING. Not a perfect blonde, tapi cukup baik untuk ukuran DIY di rumah sih. *nyeneng-nyenengin diri sendiri* 

Disclaimer: Aku bukan cosmetologist, dermatologist ataupun ahlinya. Aku hanya sharing sesuai pengalaman aku. Resiko apapun yang terjadi harap tanggung sendiri. Kalau nggak mau tanggung resiko yang tidak terduga langsung bleaching di salon profesional saja. 

Aku sendiri sudah beberapa kali melakukan bleaching sendiri untuk rambutku dengan berbagai base color. Pernah bleach sendiri tanpa bantuan orang lain, bleach dibantuin mama mertua, dan bleach di salon. Tapi rata-rata hanya sampai dark blonde atau orange hair. Orange hair ini nggak cocok banget di aku, karena amat sangat membuat wajah aku kusam. Pilihannya cuma dua, langsung masukin warna terang (karena aku pengen warna-warna terang yah) atau bleaching lagi. Tapi tetap harus disesuaikan dengan kondisi rambut. Oke, mari kita mulai saja perjalanan bleaching aku kali ini.

Level Bleaching

September 2019 (yang sebelum-sebelumnya ga usah diceritain lah ya), aku pernah bleaching rambut hitam virgin sampai di level dark orange hair. Di sini aku lupa aku langsung masukin warna apa aku biarin ajah. Lalu Oktober 2019, aku bleaching rambut tadi sekalian akar rambut yang sudah mulai tumbuh kembali. Berarti ini bleaching-an kedua di rambut orange dan hasilnya masih orange tapi udah lebih terang lebih ke brassy. Nah, kali ini aku langsung masukin warna abu-abu dan jadinya abu gelap dengan sedikit hint hijau muddy gitu.

Di saat ini sebenarnya ada 2 pilihan. Pilihan pertama rambut harus di bleach lagi sampe blonde level 8/9/10. Pilihan kedua bisa masukin toning warna abu. Toner warna abu akan men-tone down warna orangenya dan rambut jadi lebih 'dingin' warnanya. 

Oktober 2019 - Setelah bleaching masukin warna abu-abu

Kok bukan toner purple atau purple shampoo?

Karena warna ungu ini digunakan untuk men-tone down warna kuning saat rambut udah ada di level 8/9/10. Masukin di rambut orange, kurang memberikan efek apa-apa.

Baca juga: Cara menjaga rambut abu-abu

Pigment warna yang masuk di rambut yang sudah di bleach akan lebih cepat luntur seiring dengan intensitas kita sampoan. Biasanya warna terang akan lebih cepat luntur dari rambut yang di bleaching, seperti warna pastel. Selain itu warna dengan cool base atau warna dasarnya biru, akan luntur tanpa menyisakan banyak pigment biru di rambut. Sementara warna dengan warm tone atau dasar merah/orange akan menyisakan pigment yang lebih banyak di rambut. Jadi menyisakan stain, bisa pink, orange, rose gold. Sejak moment ini, aku sering gonta ganti warna ajah tanpa bleaching. Mengingat rambutku udah di bleach 2 kali.

2021

Rambut hitam aku udah cukup panjang. Bekas bleaching juga udah sampe di bahu. Jadi aku memutuskan untuk bleaching lagi. Awalnya, aku bleaching di salon barengan sama mama mertua. Tapi, dengan pedenya aku cuma bilang aku mau bleaching rambut tanpa bilang mau sampe blonde atau platinum. Setelah orang salon selesai nyampurin adonan bleachingnya, akutu mau bilang kalo aku mau sampe blonde, belum sempat ngomong dia udah mulai bleaching rambutku DAN MULAI DARI AKAR. Aku langsung bungkam seribu bahasa. Aku udah yakin kepalaku akan berakhir dengan hot roots yang mana akar rambut lebih terang ketimbang batang rambut dan memang berakhir seperti itu. Dalam 1x bleaching, roots aku naik ke level 9 dan batang rambut aku masih orange *poor me*. Selain itu ada beberapa spot yang patchy masih cokelat. Galau banget.

waktu bleaching di salon

hot roots  dan patchy

Well, setelah mikir semaleman akhirnya besoknya aku bleaching lagi. Dengan bleaching powder yang warnanya agak biru dan cream developer 12%. Actually ga usah 12% juga nggak apa-apa, apalagi rambutku udh di bleach sekali ya kan. Tapi karena di rumah cuma ada stok 12%, jadi aku pake ajah. Kali ini aku MINTA BANTUAN mama mertuaku. Karena aku mau daerah yang patchy kemarin lebih kena lagi. Akhirnya, setelah rata semua, aku diemin lagi sekitar 25 menit. Sebenarnya mau 30-45 menit. Cuma kulit kepalaku udah nggak sanggup, karena proses bleaching yang pertama amat sangat menyakiti kulit kepalaku.

bleaching kedua

Setelah bilas dari bleaching di rumah

pakein purple shampoo

Yang hasilnya warna orangenya jadi nggak begitu warm lagi. Kalau mau sama di level 9-10, bisa di bleach lagi. Tapi kalo rambutmu ga kuat mendingan ga usah sih. Akupun takut botak. hahaha. Setelah aku pakein ash toner, aku langsung pake masker rambut.

setelah pakai ash toner

setelah dikeringkan

DIY ASH TONER:

5cm GREY HAIR COLOR (aku pake cultusia) + 1/2 botol DEVELOPER (bawaan di kotaknya) + 1 pump SHAMPOO (NON DANDRUFF) 

*ini mixing aku sendiri. Jangan bandingin sama yang profesional. jumlahnya disesuaikan dengan rambut masing-masing ya. 

Cultusia Purple Shampoo

1. Bleaching 1 hari setelah keramas. Supaya kulit kepala memproduksi sedikit minyak alami.

2. JANGAN PELIT SAMA ADONAN BLEACHING apalagi kalau rambutnya tebel. Beli cream developer tambahan, kalau cuma developer bawaan bleaching dye kotakan (kalo pake ini, aku sendiri beli yang  gede) nggak akan cukup. Pake volume 30 atau 9% udah cukup. Pastikan adonan bleaching kamu itu kental, jangan kayak kekurangan developer. Kalau adonan kamu jadi kering berbentuk serpihan ketika diaplikasikan ke rambut itu berarti adonan kamu kurang developernya.

3. Sediakan Purple Shampoo, cat rambut abu untuk bikin ash toner dan MASKER RAMBUT.

4. Please do an allergy test.

5. Kalo rambut panjang/tebel/ nggak biasa liat kaca kebalik MINTA TOLONG ORANG LAIN BANTUIN dan dituntun. Biar nggak PATCHY. 

6. Aplikasikan dari batang lalu ke akar dengan tebal dan dibagi, jangan tebel-tebel sectioning rambutnya. Ingat JANGAN PELIT SAMA ADONAN.

7. Jangan tergesa-gesa tapi sesuaikan dengan kondisi rambut dan kulit kepala. Ketika bleach masih di rambut, kadang terlihat udah blonde/putih. Cek dengan ambil sehelai rambut dan bersihkan bleachnya. MAKSIMAL sejam. Lebih dari itu bleach udah ga aktif lagi.

8. Buang sisa bleaching. Jangan disimpan.

Sekian dulu cerita tentang bleaching rambut. Kalian pernah bleaching rambut sendiri juga? Sharing dong kalau cara kalian gimana. Semoga postingan ini bermanfaat yaa.

Thank you for reading!

Have a nice day!

See you in the next post!

XOXO

Liamelqha 

Welcome back to JourneyAboutMakeup!

Hai semuanya!!

Ada nggak yang doyan bikin EOTD di sini?? Kemungkin ada yah, kalo nggak mana mungkin kalian sampe di postingan ini. hehe. Aku sendiri suka banget main makeup, itu juga jadi awal mula aku bikin blog. Karena aku suka makeup (salah satunya EOTD) dan pengen sharing pengalaman aku tentang makeup dan lain-lainnya. 

Aku sendiri nggak punya patokan khusus harus brand apa atau brush apa, aku hanya pakai brush yang sesuai dengan kelopak mata aku. Aku pernah kok beli eyeshadow brush dari ELF Cosmetics. Di mata yang kelopaknya lebar brushnya cocok buat apply eyeshadow di eyelidnya, tapi ternyata di aku kegedean buanget. Tapi karena dia sedikit fluffy, akhirnya aku jadikan blending brush, hihi. 

Sekarang, aku nggak berpatokan sama brand sih, kalau brushnya halus dan cocok untuk monolid, aku akan beli dan pake. Tapi aku beli brush nggak sesering beli skincare juga ya. Aku masih punya brush dari 7 atau 8 tahun lalu. No brand, tapi diameter brushnya pas banget sebagai blending brush di kelopak mataku. 

Kalau kalian punya bentuk mata mirip sama aku, mungkin beberapa jenis brush basic ini bisa kamu pakai juga. Ada 4 kategori brush yang biasa aku pake, Large Blending Brush, Medium-Small  Blending Brush, Dome Brush, dan Medium/Small Flat Brush.

LARGE BLENDING BRUSH

Blending brush aku gunakan untuk membaurkan eyeshadow warna dasar dan warna transisi, bisa juga untuk menghaluskan ujung-ujung eyeshadow. Large blending brush ini memiliki bentuk yang bulat bagian ujungnya, fluffy, bristlenya (rambut-rambut brush) tidak terlalu padat, dan lebih panjang. Kenapa pake yang ukuran gede, karena biasanya blending brush yang gede membaurkan lebih halus, lebih blur dan lebih cepat. Warna eyeshadownya pun jadi nggak begitu intens. Kadang aku gunakan di seluruh kelopak mata atau bagian terluar eye makeup.

Kalau kalian lihat foto di atas, ada 1 flat brush yang gede yang aku jadikan blending brush. Iyes, kalian nggak salah lihat. Memang aku pakai brush itu untuk jadi blending brush, karena dia cukup fluffy meskipun nggak bulat. Brush yang warna putih itu unbranded China dan yang hitam itu Sigma Brush.

Baca juga: Sigma Brush Review

DOME BRUSH

Dome brush memiliki ukuran bristle yang pendek, bulat di bagian ujungnya dan agak padat tapi masih sedikit fluffy. Dome brush ini biasa aku gunakan untuk mengaplikasikan eyeshadow di outer V eyelid aku. Jadi warnanya tetap di area itu ajah, nggak terlalu berbaur ke bagian luarnya. Kemudian aku akan menghaluskan atau membaurkan eyeshadow tadi menggunakan Medium-Small Blending Brush.

MEDIUM - SMALL BLENDING BRUSH

Medium-small blending brush fungsinya sama seperti large blending brush hanya saja ukurannya lebih kecil. Medium atau small blending brush ini biasa aku gunakan untuk menghaluskan penampakan eyeshadow yang sudah aku apply dengan menggunakan Dome Brush. Kalau small blending brush bisa juga digunakan untuk membaurkan eyeshadow di lower lash line. 

MEDIUM - SMALL FLAT BRUSH

Flat brush yang aku maksud di sini bukan brush yang gepeng dan rata banget ya. Flat brush yang aku maksud di sini adalah brush yang tidak terlalu fluffy ada kecenderungan sedikit kaku. Medium-small flat brush di sini multifungsi sih buat aku, aku bisa pakai brush ini untuk mengaplikasikan shimmery eyeshadow di bagian depan eyelid aku (biasa last step), kadang aku pakai untuk mengaplikasikan highlighter di bagian inner corner mata. Kalau brushnya nggak terlalu kaku, aku gunakan untuk mengaplikasikan eyeshadow di lower lash line dan kemudian aku baurkan dengan menggunakan small blending brush lagi agar terlihat lebih halus. Untuk yang kaku, kadang aku gunakan untuk mengaplikasikan highlighter di inner corner dan brow bone atau aku pakai untuk mengaplikasikan pressed glitter.

Large Blending Brush

Small Flat Brush

Thank you for reading.

xoxo

Liamelqha