RandomTalk: 1st Pregnancy vs 2nd Pregnancy || Liamelqha
by
Liamelqha
- Wednesday, January 09, 2019
Hai semuanya,
Welcome back to my blog!
Apa kabarnya kalian saat ini? Baik-baik saja kan? Udah lama banget yah aku belum nulis lagi di sini. Bukan karena nggak mau, tapi saat ini aku lagi hamil anak kedua dan kondisi fisik aku menurun. Jadi aku mengurangi beberapa aktivitas, yah meskipun emang aktivitas harianku juga nggak banyak juga *jangan sok sibuk*. Aku sekarang sudah masuk trimester ketiga, kurang lebih 35 minggu menuju 36 minggu (saat aku kelarin ngetik ini yak) dan nggak lama lagi aku bakal lahiran. Doain aku dan si dedek sehat yah. Sejujurnya pengen banget seperti ibu hamil lain yang bisa super aktif bekerja meskipun saat sedang hamil, tapi apalah daya kondisiku agak berbeda.
Nggak tau kenapa aku tuh kangen berat mau nulis di blog, tapi nggak tau mau nulis apa. Mau review produk tapi aku lagi nggak banyak nyobain produk baru. Ada sih nyobain masker baru, tapi nggak kuat buat ambil foto buat bahan tulisan. Yah, masa review produk tapi isinya kalimat semua. Yang ada malah bosen ya kan? Jadi aku memutuskan untuk sharing tentang kehamilan kedua ini. Nggak banyak sih yang bisa diceritain, sekedar buat menghapus rindu ketak-ketik depan laptop aja. *hihi*.
Disclaimer: Di sini aku bukan menggurui, bukan juga pamer tentang kehamilan. Aku hanya sharing tentang apa yang aku alami di kehamilan kedua ini yang agak berbeda dari kehamilan pertamaku. Kondisi tubuh saat hamil tiap wanita itu berbeda yah.
Trimester Pertama
Mari kita mulai cerita kali ini dari trimester pertama. Dulu ketika baru menikah, puji syukur aku langsung diberikan kepercayaan untuk hamil. Pas sebelum nikah, aku dan suamiku juga sudah sepakat nggak buru-buru mau punya momongan tapi nggak nolak juga kalau diberikan rejeki anak. Lalu kurang lebih hampir dua bulan setelah menikah, aku nggak sadar aku belum datang tamu bulanan tapi kondisi kesehatan aku menurun. Aku bolak balik nggak enak badan, mulai dari maag yang kumat, sakit kepala, batuk, pilek, nggak nafsu makan tapi nggak muntah. Nah, pas belanja bulanan suamiku nanyain 'nggak beli pembalut?', saat itu lah aku baru ngeh kalau aku udah 2 bulan nggak PMS. PMS terakhir itu sebelum nikah. Sebelum pulang ke rumah aku singgah ke apotik untuk beli test pack. Keesokan harinya pas ngecek masih belum jelas, lalu malamnya ke dokter dan disuruh tes lagi baru kelihatan jelas. Beberapa hari kemudian aku dan suami pergi ke dokter kandungan untuk pertama kali dan hasilnya memang positif hamil.
Untuk kehamilan kedua ini memang sudah aku rencanakan bersama dengan suamiku sejak tahun 2017 untuk menambah adik buat si bocil di tahun 2018. Tapi manusia berkehendak dan Tuhan yang menentukan. Bulan April adalah bulan terakhir aku kedatangan tamu bulanan dan karena ini sudah direncanakan, aku menunggu sampai usia kehamilan 4 minggu baru aku tes sendiri di rumah. Rencananya (lagi) menunggu sampai usia kehamilan 8 minggu baru cek ke dokter, tapi karena ada sedikit flek jadi langsung ngecek ke dokter di usia kehamilan 5 minggu lebih. Sesuai prediksi aku, dokter pun belum bisa melihat jelas si calon bayi. Kemudian aku pulang dengan beberapa vitamin untuk ibu hamil.
Source: pexels.com
Bedanya kehamilan pertama dan kedua di trimester pertama ini, dulu aku nggak mengalami morning sickness tapi aku sering sakit batuk pilek dan maag yang kumat. Sementara di kehamilan kedua ini aku juga mengalami batuk pilek dari trimester pertama menuju trimester kedua dan mengalami morning sickness yang cukup kurang mengenakan. Karena aku mual dari pagi sampai malam, makin malam makin mual sampai susah tidur dan aku nggak bisa beraktifitas seperti biasanya tapi tetap aku paksakan karena aku harus mengurus keperluan pendaftaran sekolah bocil dan antar jemput bocil. Setiap kali aku mau duduk dan mencoba nulis buat blog, liat laptop itu rasanya langsung pengen muntah. Jadi mau nggak mau aku berhenti menulis dulu. Oiyah, di kehamilan pertama aku masih bekerja sebagai karyawan kantoran sementara di kehamilan kedua ini aku bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kalau hamil pertama dulu berat badanku stabil naik drastis sampai menjelang lahiran, hamil kedua ini aku mengalami penurunan berat badan hampir 5kg pada trimester pertama sampai pertengahan trimester kedua.
Selain itu, kandunganku di kehamilan kedua ini lebih lemah jika dibandingkan dengan kehamilan pertama dulu. Di kehamilan kedua ini, jadwal kontrolku bukannya sebulan sekali tapi hampir dua minggu sekali aku harus ke dokter karena ada aja keluhan yang aku rasakan yang membuat aku khawatir. Dokterku pun mengatakan kandunganku agak lemah, sering kontraksi (katanya karena kelelahan dan batuk yang aku alami), dan mulut rahim agak tipis. Mulut rahimku yang tipis bisa jadi berbahaya jika aku terus menerus mengalami kontraksi dini di trimester awal. Jadi aku diresepkan obat penguat kandungan dan pengurang kontraksi. :'(
Trimester Kedua
Trimester kedua pada kehamilan pertamaku aku lalui dengan lancar jaya. Nafsu makan lancar, kerja lancar, dan tidurpun lancar-lancar ajah. Hanya saja memasuki akhir trimester kedua, kedua kakiku mulai bengkak. Untungnya bengkak yang kakiku alami masih masuk dalam kategori normal, hal ini dikarenakan asupan garam yang kurang aku jaga, asupan air putih yang kurang dan kurang gerak atau kurang jalan. Karena aku kerjanya duduk di belakang meja dan kakiku sering menggantung atau ditekuk. Untuk teman-teman yang sedang hamil dan bekerja di belakang meja seperti aku dulu, jangan begini yah kakinya.
Di trimester kedua kali ini, aku masih batuk pilek sampai pertengahan trimester. Kontraksi yang terjadi pun sudah mulai berkurang meskipun masih ada. Di kehamilan kali ini, kerjaanku lebih banyak nyetir sendiri kemana-mana. Antar jemput bocil udah jadi rutinitas aku sejak periode belajar mengajar tahun 2018-2019 dimulai. Jadi pas kontrol ke dokter, aku sudah dilarang untuk mengemudi tiap hari. 2 minggu pertama aku harus berhenti mengemudi, 2 minggu tanpa mengemudi aku merasa bagaikan burung tanpa sayap (udah mirip kang angkot kayaknya). Di trimester kedua ini, aku juga mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih) sampai-sampai aku harus ke UGD untuk konsultasi (udah pasrah kalo sampai diharuskan opname, untungnya nggak sih). Kemudian aku diberikan obat pereda nyeri yang mana efeknya mulai aku rasakan satu jam kemudian. Rasa anyang-anyanganya itu hilang dan besoknya udah nggak berasa lagi anyang-anyangannya. Aku nggak tau sih kenapa bisa kena ISK, padahal aku jarang banget BAK/BAB di toilet umum, asupan air pun aku jaga. Cuma pernah denger dari Mamak Twinnies Araya www.rayditaaa.com, setiap ibu hamil itu emang punya bawaan ISK cuma beda muncul ga muncul atau sakit ga sakit aja dan bisa dilihat dari hasil cek darah *cmiiw.
Source: pexels.com
Sejak saat itu, aku mulai minum air putih yang lebih banyak lagi dan sesekali minum jus cranberry (karena jusnya bukan bikin sendiri, jadi minumnya sesekali aja). Trimester kedua ini aku akhiri dengan batuk pilek yang tiba-tiba menghilang, mual yang mulai berkurang drastis tapi aktifitasnya masih di rumah aja. Oh iya, akhirnya aku minta tolong papaku untuk antar jemput bocil sekolah dan syukurnya si bocil nggak pake drama pas yang nganter jemput bukan aku.
Sejak akhir trimester kedua, aku mulai merasakan tendangan dari si dedek loh. Kalau dibandingkan dengan kehamilan pertama, gerakan si dedek lebih cepat aku rasakan di kehamilan kedua ini. Di kehamilan pertama aku baru merasakan gerakan si bocil di trimester ketiga. Si dedek doyan banget joget-joget di dalam.
Trimester Ketiga
Memasuki trimester ketiga, aku mulai drop lagi karena batuk pilek yang datang lagi. Sumpah ini batuk pilek nggak di kehamilan pertama maupun yang kedua doyan banget nyamperin. Padahal waktu nggak hamil sering minum es di musim hujan pun nggak masalah tuh. Di kehamilan pertama aku juga mengalami batuk pilek hampir di sepanjang kehamilanku sampai menuju lahiran, sampai aku udah di tahap nggak minum obat lagi karena lelah sama obat batuk pilek yang sebenernya kurang bersahabat sama ibu hamil.
Source: pexels.com
Bedanya, di kehamilan kedua ini aku mengalami batuk pilek di trimester awal dan di masa transisi per trimester. Karena aku bolak balik batuk pilek dan minta obat sama dokterku, aku rasa dokterku pun udah capek ngeresepin obat batuk pilek karena aku udah terlalu banyak konsumsi obat-obatan. Jadi dokterku cuma menyarankan, cara batuknya coba dikondisikan biar nggak menekan perut terlalu keras dan banyak minum air putih. Masalahnya aku udah minum air putih buanyak banget sampe rasanya begah, akhirnya aku ganti seperempat (kurang lebih) asupan air putih harianku dengan rebusan air jahe, cengkeh dan kayu manis yang aku masukin ke dalam thermal bottle biar tetap hangat. Biasanya aku minumnya malam, karena di malam hari batuknya makin menjadi-jadi.
Oiyah, kalau kehamilan sebelumnya aku mengalami bengkak di kaki sejak akhir trimester kedua, di kehamilan kali ini, aku mengalami pembengkakan di kaki dan jari tangan di sebulan terakhir sebelum melahirkan. Bedanya nggak separah kehamilan sebelumnya, meskipun kalau pas bangun tidur pagi rasanya jari-jari kaki dan tangan susah banget digerakin. Aku pernah sampai nggak bisa menggenggam sikat gigi. hahaha. Di kehamilan kedua inipun aku lebih gampang capek di bagian pinggang dan lutut. Di kehamilan pertama aku nggak begitu merawat wajah, alhasil mukaku jadi kusam, kasar dan sering berjerawat. Sementara di kehamilan kedua ini, aku masih maskeran dan scrubbing wajah, jadi wajahku nggak kusam dan nggak terlalu sering berjerawat. Kalaupun ada 1-2 biji jerawat, yang bekas dan nodanya itu agak bandel sedikit. Persamaan lain di kedua kehamilanku ini adalah aku sama2 mengalami hiperpigmentasi pada area lipatan tubuh, seperti bagian leher, ketiak, dan selangkangan. Aku juga merasa keseluruhan tubuhku jadi lebih gelap 1 tingkat.
Tentang berat badan, sekarang berat badanku sudah lebih dari kehamilan sebelumnya. Di kehamilan pertama berat badan awalku itu sekitar 55kg, naik sampai 68 kg. Sementara, di kehamilan kedua ini berat badan awalku 63kg (pernah diet sampai 58kg, tapi naik lagi, wkwk) dan 3 minggu sebelum melahirkan ini, berat badanku sudah mencapai 70kg. hahaha. Makin bantet yak. Tapi nggak apa-apa yang penting si adek sehat, dokterku pun nggak komentar apa-apa tentang berat badanku. Tapi bagaimanapun tetap konsultasikan dengan dokter kandungan yah mengenai berat badan bumil.
Source: pexels.com
Oh iyah, untuk proses melahirkan calon anak kedua ini. Aku, suami, dan keluargaku sudah setuju untuk menempuh proses operasi. Operasi ataupun normal yang penting buah hati lahir dengan selamat dan sehat ke dunia dan seorang ibu tetaplah ibu apapun cara Beliau melahirkan anaknya. Jadi, jangan membanding-bandingkan ibu yang melahirkan dengan cara normal maupun operasi tapi dukung mereka agar mereka bisa membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang baik di segala hal.
Karena ini adalah kehamilan keduaku, akupun sudah mulai mempersiapkan tas yang akan aku bawa ke rumah sakit. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya yang mana aku sama sekali belum mempersiapkan apa-apa di trimester akhir. Kalau dulu, aku belum beli botol susu, alat pumping ASI, diaper dan beberapa hal krusial lainnya. Jadi suamiku yang perdana mau jadi bapak pun bingung ketika aku suruh beli barang-barang tersebut. Belajar dari kekurangan sebelumnya, kali ini aku lebih mempersiapkan keperluan bayi dan aku. Biar nggak banyak ngerepotin orang lain.
Source: pexels.com
Sepertinya sampai di sini dulu cerita tentang kehamilan keduaku ini. Senang rasanya bisa sharing lagi, semoga tulisan ini bisa membantu menyemangati teman-teman yang sedang menjalani kehamilan dan belum bisa aktif seperti semula. Kalau ada teman-teman di sini yang sedang program hamil, semangat jangan patah semangat. Buat teman-teman yang sedang hamil dan menunggu lahiran jangan lupa jaga kesehatan yah. Nggak apa-apa kok, kalau pada saat hamil ternyata kondisi kesehatannya nggak memungkinkan untuk menjadi wanita yang super aktif untuk beberapa saat. Meskipun kadang ada perasaan ingin aktif kembali, tapi percayalah akan tiba saatnya untuk teman-teman aktif kembali.
Have a nice day!
Thank you for stopping by!
Thank you for reading!
XO
Liamelqha
Welcome back to my blog!
Apa kabarnya kalian saat ini? Baik-baik saja kan? Udah lama banget yah aku belum nulis lagi di sini. Bukan karena nggak mau, tapi saat ini aku lagi hamil anak kedua dan kondisi fisik aku menurun. Jadi aku mengurangi beberapa aktivitas, yah meskipun emang aktivitas harianku juga nggak banyak juga *jangan sok sibuk*. Aku sekarang sudah masuk trimester ketiga, kurang lebih 35 minggu menuju 36 minggu (saat aku kelarin ngetik ini yak) dan nggak lama lagi aku bakal lahiran. Doain aku dan si dedek sehat yah. Sejujurnya pengen banget seperti ibu hamil lain yang bisa super aktif bekerja meskipun saat sedang hamil, tapi apalah daya kondisiku agak berbeda.
Nggak tau kenapa aku tuh kangen berat mau nulis di blog, tapi nggak tau mau nulis apa. Mau review produk tapi aku lagi nggak banyak nyobain produk baru. Ada sih nyobain masker baru, tapi nggak kuat buat ambil foto buat bahan tulisan. Yah, masa review produk tapi isinya kalimat semua. Yang ada malah bosen ya kan? Jadi aku memutuskan untuk sharing tentang kehamilan kedua ini. Nggak banyak sih yang bisa diceritain, sekedar buat menghapus rindu ketak-ketik depan laptop aja. *hihi*.
Disclaimer: Di sini aku bukan menggurui, bukan juga pamer tentang kehamilan. Aku hanya sharing tentang apa yang aku alami di kehamilan kedua ini yang agak berbeda dari kehamilan pertamaku. Kondisi tubuh saat hamil tiap wanita itu berbeda yah.
Trimester Pertama
Mari kita mulai cerita kali ini dari trimester pertama. Dulu ketika baru menikah, puji syukur aku langsung diberikan kepercayaan untuk hamil. Pas sebelum nikah, aku dan suamiku juga sudah sepakat nggak buru-buru mau punya momongan tapi nggak nolak juga kalau diberikan rejeki anak. Lalu kurang lebih hampir dua bulan setelah menikah, aku nggak sadar aku belum datang tamu bulanan tapi kondisi kesehatan aku menurun. Aku bolak balik nggak enak badan, mulai dari maag yang kumat, sakit kepala, batuk, pilek, nggak nafsu makan tapi nggak muntah. Nah, pas belanja bulanan suamiku nanyain 'nggak beli pembalut?', saat itu lah aku baru ngeh kalau aku udah 2 bulan nggak PMS. PMS terakhir itu sebelum nikah. Sebelum pulang ke rumah aku singgah ke apotik untuk beli test pack. Keesokan harinya pas ngecek masih belum jelas, lalu malamnya ke dokter dan disuruh tes lagi baru kelihatan jelas. Beberapa hari kemudian aku dan suami pergi ke dokter kandungan untuk pertama kali dan hasilnya memang positif hamil.
Untuk kehamilan kedua ini memang sudah aku rencanakan bersama dengan suamiku sejak tahun 2017 untuk menambah adik buat si bocil di tahun 2018. Tapi manusia berkehendak dan Tuhan yang menentukan. Bulan April adalah bulan terakhir aku kedatangan tamu bulanan dan karena ini sudah direncanakan, aku menunggu sampai usia kehamilan 4 minggu baru aku tes sendiri di rumah. Rencananya (lagi) menunggu sampai usia kehamilan 8 minggu baru cek ke dokter, tapi karena ada sedikit flek jadi langsung ngecek ke dokter di usia kehamilan 5 minggu lebih. Sesuai prediksi aku, dokter pun belum bisa melihat jelas si calon bayi. Kemudian aku pulang dengan beberapa vitamin untuk ibu hamil.
Source: pexels.com
Bedanya kehamilan pertama dan kedua di trimester pertama ini, dulu aku nggak mengalami morning sickness tapi aku sering sakit batuk pilek dan maag yang kumat. Sementara di kehamilan kedua ini aku juga mengalami batuk pilek dari trimester pertama menuju trimester kedua dan mengalami morning sickness yang cukup kurang mengenakan. Karena aku mual dari pagi sampai malam, makin malam makin mual sampai susah tidur dan aku nggak bisa beraktifitas seperti biasanya tapi tetap aku paksakan karena aku harus mengurus keperluan pendaftaran sekolah bocil dan antar jemput bocil. Setiap kali aku mau duduk dan mencoba nulis buat blog, liat laptop itu rasanya langsung pengen muntah. Jadi mau nggak mau aku berhenti menulis dulu. Oiyah, di kehamilan pertama aku masih bekerja sebagai karyawan kantoran sementara di kehamilan kedua ini aku bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kalau hamil pertama dulu berat badanku stabil naik drastis sampai menjelang lahiran, hamil kedua ini aku mengalami penurunan berat badan hampir 5kg pada trimester pertama sampai pertengahan trimester kedua.
Selain itu, kandunganku di kehamilan kedua ini lebih lemah jika dibandingkan dengan kehamilan pertama dulu. Di kehamilan kedua ini, jadwal kontrolku bukannya sebulan sekali tapi hampir dua minggu sekali aku harus ke dokter karena ada aja keluhan yang aku rasakan yang membuat aku khawatir. Dokterku pun mengatakan kandunganku agak lemah, sering kontraksi (katanya karena kelelahan dan batuk yang aku alami), dan mulut rahim agak tipis. Mulut rahimku yang tipis bisa jadi berbahaya jika aku terus menerus mengalami kontraksi dini di trimester awal. Jadi aku diresepkan obat penguat kandungan dan pengurang kontraksi. :'(
Trimester Kedua
Trimester kedua pada kehamilan pertamaku aku lalui dengan lancar jaya. Nafsu makan lancar, kerja lancar, dan tidurpun lancar-lancar ajah. Hanya saja memasuki akhir trimester kedua, kedua kakiku mulai bengkak. Untungnya bengkak yang kakiku alami masih masuk dalam kategori normal, hal ini dikarenakan asupan garam yang kurang aku jaga, asupan air putih yang kurang dan kurang gerak atau kurang jalan. Karena aku kerjanya duduk di belakang meja dan kakiku sering menggantung atau ditekuk. Untuk teman-teman yang sedang hamil dan bekerja di belakang meja seperti aku dulu, jangan begini yah kakinya.
Di trimester kedua kali ini, aku masih batuk pilek sampai pertengahan trimester. Kontraksi yang terjadi pun sudah mulai berkurang meskipun masih ada. Di kehamilan kali ini, kerjaanku lebih banyak nyetir sendiri kemana-mana. Antar jemput bocil udah jadi rutinitas aku sejak periode belajar mengajar tahun 2018-2019 dimulai. Jadi pas kontrol ke dokter, aku sudah dilarang untuk mengemudi tiap hari. 2 minggu pertama aku harus berhenti mengemudi, 2 minggu tanpa mengemudi aku merasa bagaikan burung tanpa sayap (udah mirip kang angkot kayaknya). Di trimester kedua ini, aku juga mengalami ISK (Infeksi Saluran Kemih) sampai-sampai aku harus ke UGD untuk konsultasi (udah pasrah kalo sampai diharuskan opname, untungnya nggak sih). Kemudian aku diberikan obat pereda nyeri yang mana efeknya mulai aku rasakan satu jam kemudian. Rasa anyang-anyanganya itu hilang dan besoknya udah nggak berasa lagi anyang-anyangannya. Aku nggak tau sih kenapa bisa kena ISK, padahal aku jarang banget BAK/BAB di toilet umum, asupan air pun aku jaga. Cuma pernah denger dari Mamak Twinnies Araya www.rayditaaa.com, setiap ibu hamil itu emang punya bawaan ISK cuma beda muncul ga muncul atau sakit ga sakit aja dan bisa dilihat dari hasil cek darah *cmiiw.
Source: pexels.com
Sejak saat itu, aku mulai minum air putih yang lebih banyak lagi dan sesekali minum jus cranberry (karena jusnya bukan bikin sendiri, jadi minumnya sesekali aja). Trimester kedua ini aku akhiri dengan batuk pilek yang tiba-tiba menghilang, mual yang mulai berkurang drastis tapi aktifitasnya masih di rumah aja. Oh iya, akhirnya aku minta tolong papaku untuk antar jemput bocil sekolah dan syukurnya si bocil nggak pake drama pas yang nganter jemput bukan aku.
Sejak akhir trimester kedua, aku mulai merasakan tendangan dari si dedek loh. Kalau dibandingkan dengan kehamilan pertama, gerakan si dedek lebih cepat aku rasakan di kehamilan kedua ini. Di kehamilan pertama aku baru merasakan gerakan si bocil di trimester ketiga. Si dedek doyan banget joget-joget di dalam.
Trimester Ketiga
Memasuki trimester ketiga, aku mulai drop lagi karena batuk pilek yang datang lagi. Sumpah ini batuk pilek nggak di kehamilan pertama maupun yang kedua doyan banget nyamperin. Padahal waktu nggak hamil sering minum es di musim hujan pun nggak masalah tuh. Di kehamilan pertama aku juga mengalami batuk pilek hampir di sepanjang kehamilanku sampai menuju lahiran, sampai aku udah di tahap nggak minum obat lagi karena lelah sama obat batuk pilek yang sebenernya kurang bersahabat sama ibu hamil.
Source: pexels.com
Bedanya, di kehamilan kedua ini aku mengalami batuk pilek di trimester awal dan di masa transisi per trimester. Karena aku bolak balik batuk pilek dan minta obat sama dokterku, aku rasa dokterku pun udah capek ngeresepin obat batuk pilek karena aku udah terlalu banyak konsumsi obat-obatan. Jadi dokterku cuma menyarankan, cara batuknya coba dikondisikan biar nggak menekan perut terlalu keras dan banyak minum air putih. Masalahnya aku udah minum air putih buanyak banget sampe rasanya begah, akhirnya aku ganti seperempat (kurang lebih) asupan air putih harianku dengan rebusan air jahe, cengkeh dan kayu manis yang aku masukin ke dalam thermal bottle biar tetap hangat. Biasanya aku minumnya malam, karena di malam hari batuknya makin menjadi-jadi.
Oiyah, kalau kehamilan sebelumnya aku mengalami bengkak di kaki sejak akhir trimester kedua, di kehamilan kali ini, aku mengalami pembengkakan di kaki dan jari tangan di sebulan terakhir sebelum melahirkan. Bedanya nggak separah kehamilan sebelumnya, meskipun kalau pas bangun tidur pagi rasanya jari-jari kaki dan tangan susah banget digerakin. Aku pernah sampai nggak bisa menggenggam sikat gigi. hahaha. Di kehamilan kedua inipun aku lebih gampang capek di bagian pinggang dan lutut. Di kehamilan pertama aku nggak begitu merawat wajah, alhasil mukaku jadi kusam, kasar dan sering berjerawat. Sementara di kehamilan kedua ini, aku masih maskeran dan scrubbing wajah, jadi wajahku nggak kusam dan nggak terlalu sering berjerawat. Kalaupun ada 1-2 biji jerawat, yang bekas dan nodanya itu agak bandel sedikit. Persamaan lain di kedua kehamilanku ini adalah aku sama2 mengalami hiperpigmentasi pada area lipatan tubuh, seperti bagian leher, ketiak, dan selangkangan. Aku juga merasa keseluruhan tubuhku jadi lebih gelap 1 tingkat.
Tentang berat badan, sekarang berat badanku sudah lebih dari kehamilan sebelumnya. Di kehamilan pertama berat badan awalku itu sekitar 55kg, naik sampai 68 kg. Sementara, di kehamilan kedua ini berat badan awalku 63kg (pernah diet sampai 58kg, tapi naik lagi, wkwk) dan 3 minggu sebelum melahirkan ini, berat badanku sudah mencapai 70kg. hahaha. Makin bantet yak. Tapi nggak apa-apa yang penting si adek sehat, dokterku pun nggak komentar apa-apa tentang berat badanku. Tapi bagaimanapun tetap konsultasikan dengan dokter kandungan yah mengenai berat badan bumil.
Source: pexels.com
Oh iyah, untuk proses melahirkan calon anak kedua ini. Aku, suami, dan keluargaku sudah setuju untuk menempuh proses operasi. Operasi ataupun normal yang penting buah hati lahir dengan selamat dan sehat ke dunia dan seorang ibu tetaplah ibu apapun cara Beliau melahirkan anaknya. Jadi, jangan membanding-bandingkan ibu yang melahirkan dengan cara normal maupun operasi tapi dukung mereka agar mereka bisa membesarkan anak-anaknya menjadi anak yang baik di segala hal.
Karena ini adalah kehamilan keduaku, akupun sudah mulai mempersiapkan tas yang akan aku bawa ke rumah sakit. Berbeda dengan kehamilan sebelumnya yang mana aku sama sekali belum mempersiapkan apa-apa di trimester akhir. Kalau dulu, aku belum beli botol susu, alat pumping ASI, diaper dan beberapa hal krusial lainnya. Jadi suamiku yang perdana mau jadi bapak pun bingung ketika aku suruh beli barang-barang tersebut. Belajar dari kekurangan sebelumnya, kali ini aku lebih mempersiapkan keperluan bayi dan aku. Biar nggak banyak ngerepotin orang lain.
Source: pexels.com
Sepertinya sampai di sini dulu cerita tentang kehamilan keduaku ini. Senang rasanya bisa sharing lagi, semoga tulisan ini bisa membantu menyemangati teman-teman yang sedang menjalani kehamilan dan belum bisa aktif seperti semula. Kalau ada teman-teman di sini yang sedang program hamil, semangat jangan patah semangat. Buat teman-teman yang sedang hamil dan menunggu lahiran jangan lupa jaga kesehatan yah. Nggak apa-apa kok, kalau pada saat hamil ternyata kondisi kesehatannya nggak memungkinkan untuk menjadi wanita yang super aktif untuk beberapa saat. Meskipun kadang ada perasaan ingin aktif kembali, tapi percayalah akan tiba saatnya untuk teman-teman aktif kembali.
Have a nice day!
Thank you for stopping by!
Thank you for reading!
XO
Liamelqha